TRIBUNNEWSWIKI.COM - Salah alamat pengiriman, dua hari pertama Indonesia Open 2019 diadakan tanpa hawkeye.
Hawkeye yang dikirim dari markas BWF (Federasi Bulutangkis Dunia) di Malaysia baru sampai di Indonesia pada Selasa, (16/9/2019).
Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Open 2019, Ahmad Budiharto melaporkan ada kesalahan kode pengiriman barang.
Kode bandara yang seharusnya ditulis CGK (Cengkareng), tidak sengaja ditulis menjadi CKG sehingga hawkeye malah dikirim ke Bandar Udara Internasional Jiangbei Chongqing.
Ahmad Budiharto melanjutkan, butuh waktu yang cukup lama untuk mengeluarkan hawkeye.
Kemungkinan besar hawkeye akan dipasang di hari kedua setelah seluruh pertandingan berakhir sehingga dapat digunakan di hari ketiga Indonesia Open 2019.
Baca: Hasil dan Jadwal Timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia
Dilansir oleh bolasport.com, akibat pengiriman yang salah alamat tersebut, beberapa pemain sempat gagal mendapatkan challenge di hari pertama dan kedua.
Salah satu yang mengalaminya adalah wakil ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Dalam pertandingan melawan wakil Jepang, Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata pada Selasa (16/7/2019), Greysia terlihat beberapa kali mengajukan challenge.
Namun, permintaan Greysia itu tak bisa dikabulkan oleh umpire akibat absennya hawkeye di lapangan.
Hawkeye adalah sebuah teknologi yang memungkinkan jika seorang pemain meminta challenge untuk mengetahui bola masuk atau keluar.
Baca: Dibekap Cedera, Carolina Marin Ungkap Kangen Main di Indonesia Open
Beberapa kamera ditempatkan di sekitar lapangan dan pemain.
Kamera-kamera ini biasanya ditempatkan tinggi-tinggi, sehingga pemain tidak akan memblokir bola dari tampilan kamera.
Beberapa kamera digunakan untuk memastikan akurasi pelacakan bola.
Sistem ini menggunakan setidaknya empat kamera video berkecepatan tinggi, dengan tingkat pengambilan hingga 500 frame per detik.
Posisi kamera dikalibrasi untuk menentukan posisinya yang efektif terhadap kamera lain dalam sistem.
Garis-garis pada pelataran juga digunakan dalam kalibrasi dan untuk mengkompensasi pergerakan kamera.
Bagian tengah bola dilacak dalam 2D oleh setiap kamera.
Menggunakan informasi dari semua kamera, sistem hawkeye kemudian melakukan triangulasi posisi 3D bola tersebut.
Proses ini dilakukan untuk setiap frame yang ditangkap sehingga lintasan bola dapat dibuat dan kemudian dilapiskan pada latar belakang animasi yang berisi garis-garis lapangan.