2 Tahun Kasus Air Keras : Kondisi Terkini Novel Baswedan hingga Siap Ungkap Keterlibatan Jenderal

Kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, tak kunjung tuntas hingga saat ini


zoom-inlihat foto
penyidik-senior-komisi-pemberantasan-korupsi-kpk-novel-baswedan-di-gedung-kpk.jpg
DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (11/12/2018)


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, tak kunjung tuntas hingga saat ini.

Dikutip dari Kompas.com, pada 11 April 2017 subuh, Novel tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor.

Saat itu Novel sedang berjalan menuju rumahnya setelah menjalankan shalat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Cairan itu tepat mengenai wajah Novel.

Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak.

Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi.

Novel juga tak bisa melihat jelas pelaku penyerangannya.

Sudah dua tahun berlalu, seperti apa perkembangan kasus tersebut?

Simak fakta-faktanya, dihimpun dari Kompas.com :

1. Kondisi Novel Baswedan

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan, kondisi mata kirinya sudah lebih baik setelah menjalani operasi.

Seperti diketahui, mata kiri Novel mengalami luka parah akibat kasus penyiraman air keras yang menimpanya.

"Kalau perubahan ada, jadi mata kiri saya setelah selesai operasi jauh membaik, saya bisa membaca, melakukan aktivitas yang umum dengan mata kiri," ujar Novel dalam wawancara di program AIMAN, di KompasTV, pada Senin (15/7/2019) malam.

Menurutnya, perkembangan mata kirinya sejak kejadian dua tahun lalu terus membaik.

Meski demikian, mata kirinya itu sempat tak bisa melihat sama sekali pada 22 Juni 2019.

Ia pun memeriksakan kondisi tersebut kepada dokter di Jakarta dan Singapura.

Untungnya, hal itu ternyata bukan masalah serius dan dapat disembuhkan dengan obat.

Kini, Novel mengatakan bahwa kondisi matanya sudah membaik.

2. Novel Baswedan Akan Ungkap Jenderal yang Diduga Terlibat Kasusnya

Novel Baswedan menegaskan bahwa ia akan mengungkapkan nama jenderal yang diduga terlibat dalam kasusnya jika tim gabungan pencari fakta ( TGPF) di bawah Presiden dibentuk.

"TGPF yang dimaksud adalah TGPF di bawah Presiden.

Kalau tim gabungan penyidik-penyidik yang orangnya adalah orang-orang yang sama dalam melakukan penyidikan sebelumnya, apa bedanya," ujar Novel dalam wawancara "Aiman" di KompasTV, pada Senin (15/7/2019) malam.

Tak lama setelah kejadian, dalam wawancara di Time, Novel mengaku mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.

Novel mengatakan bahwa oknum jenderal tersebut berada di Mabes Polri.

Setelah pernyataan Novel tersebut, kelompok masyarakat sipil kemudian mendesak Presiden Joko Widodo membentuk TGPF yang independen.

Akan tetapi, TGPF dinilai belum independen sebab bertanggung jawab kepada Kapolri.

Novel Baswedan mengatakan bahwa tim tersebut dibentuk berdasarkan rekomendasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), yang sebelumnya melakukan pemantuan terhadap kasus itu.

Komnas HAM juga menyebutkan bahwa serangan terhadap Novel sistematis dan terorganisir, serta adanya dugaan abuse of process atau pelanggaran prosedur. Menurut Novel, bentuk abuse of process itu adalah saksi-saksi yang merasa terintimidasi, rekaman kamera CCTV yang hilang, dan sidik jari hilang.

Dengan dugaan pelanggaran itu pada proses sebelumnya, ia pun mempertanyakan komitmen tim gabungan dengan anggota yang sama untuk mendalami hal tersebut.

"Ketika tim ini dibentuk, dan kemudian orang-orang yang sama masih dimasukkan, apakah mungkin tim ini akan memeriksa abuse of process," kata penyidik KPK yang berasal dari Polri ini.

3. Disebut Diperiksa TGPF Kasus Novel, Komjen Iriawan Akui Keluarganya Tertekan

Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen Mochammad Iriawan menyebutkan bahwa keluarganya merasa tertekan ketika namanya disebut menjadi salah satu yang diperiksa Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan.

"Makanya saya bicara, saya punya hak, tertekan loh keluarga saya dibilang saya diperiksa, pastilah," kata pria yang akrab disapa Iwan Bule dalam wawancara di program AIMAN, di KompasTV, pada Senin (15/7/2019) malam.

Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Mochamad Iriawan
Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Mochamad Iriawan, meninjau seleksi pesepakbola muda yang akan diberangkatkan ke Spanyol oleh Vamos Indonesia di Lapangan C Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat (28/6/2019)

Iwan mengatakan, pemeriksaan bersifat pro justitia (demi hukum) dan harus dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Sementara, Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) itu menegaskan bahwa dirinya hanya dimintai klarifikasi oleh tim gabungan di kantornya.

Iwan mengaku ditanyai soal pertemuannya dengan Novel.

Ia mengakui pernah bertemu dengan Novel sebelum kejadian, yaitu di Polda Metro Jaya dan saat berkunjung ke rumah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.

Saat di Polda Metro Jaya, mereka membicarakan soal kemungkinan kolaborasi antara KPK dan Polri.

4. Desakan Amnesty International Indonesia Terhadap TGPF

Amnesty International Indonesia mendesak Polri mengungkap laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyerangan Novel Baswedan ke muka publik.

Manajer Riset Amnesty International Indonesia Papang Hidayat mengatakan, pihaknya tak ingin laporan kasus Novel mengulang kasus Munir yang laporan TGPF-nya belum terungkap ke publik.

"Ada beberapa stetment dari Pak Hendardi (anggota TGPF), (laporan) hanya akan diumumkan kepada Polri atau apa nanti Polri yang mengumumkan kepada publik kalau dia mau gitu. Nah ini yang masalah karena kita juga punya pengalaman semacam ini di kasus Munir," kata Papang di Gedung Ombudsman, Rabu (10/7/2019).

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved