Kebakaran

Kebakaran penting untuk ditangani sesuai penyebabnya. Salah satu teori yang menjelaskan proses terjadinya api atau kebakaran adalah teori segitiga api


zoom-inlihat foto
kebakaran.jpg
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Kebakaran di Asrama Sentosa (perumahan tentara) kawasan Klandasan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (5/1/2018) pukul 00.05 Wita.

Kebakaran penting untuk ditangani sesuai penyebabnya. Salah satu teori yang menjelaskan proses terjadinya api atau kebakaran adalah teori segitiga api




  • Penyebab Kebakaran #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kebakaran tidak bisa dipisahkan dari api.

Api tidak muncul dengan sendirinya melainkan terjadi karena suatu reaksi kimia.

Salah satu teori yang menjelaskan proses terjadinya api atau kebakaran adalah teori segitiga api.

Segitiga api merupakan istilah yang digunakan pada rumus terjadinya proses pembakaran.

Terjadinya api, membutuhkan tiga hal, yaitu bahan bakar, oksigen dan panas.

Bahan bakar yang dimaksud di sini merupakan bahan yang mudah bereaksi dengan reaksi pembakaran.

Bahan bakar pemicu api bisa berupa beberapa zat padat, seperti kertas, sampah kering, kayu dan kain.

Zat cair, seperti minyak tanah, bensin, spirtus, dan alkohol serta zat gas, seperti karbit, LPG atau LNG.

Beberapa contoh tersebut merupakan bahan yang harus dijauhkan dari sumber api karena sifatnya yang mudah menyebabkan kebakaran.

Selain bahan yang mudah terbakar, proses kebakaran membutuhkan sumber panas yang dapat memicu pembentukan api.

Terdapat banyak sumber panas yang dapat menyebabkan kebakaran.

Pertama, faktor alam seperti letusan gunung berapi.

Kedua, panas yang ditimbulkan dari arus listrik.

Ketiga, panas mekanis yang terjadi karena adanya gesekan.

Keempat, panas kimia seperti panas akibat dekomposisi, panas larutan, atau suatu proses pemanasan spontan.

Terakhir, percikan api juga dapat timbul karena panas matahari atau sumber daya nuklir.

Satu unsur penting yang memicu kebakaran adalah oksigen.

Oksigen yang dibutuhkan untuk memunculkan percikan api sekitar 16 % dari unsur yang ada di udara, sedangkan kadar oksigen normal di udara adalah 20%.

Bahan bakar, sumber panas dan oksigen, merupakan unsur utama terbentuknya reaksi kimia yang menimbulkan percikan api dan kebakaran. (1)

Asap tebal mengepul dari kapal-kapal nelayan yang terbakar di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Sabtu (23/2/2019). Hingga pukul 18.30 api masih terlihat membakar belasan kapal nelayan, meski begitu proses pemadaman masih di lakukan di tengah angin yang kencang.
Asap tebal mengepul dari kapal-kapal nelayan yang terbakar di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Sabtu (23/2/2019). Hingga pukul 18.30 api masih terlihat membakar belasan kapal nelayan, meski begitu proses pemadaman masih di lakukan di tengah angin yang kencang. (Tribunnews/Alex Suban)

  • Tahap Terjadinya Kebakaran #


Proses terjadinya kebakaran ada lima tahap, yaitu:

  • Tahap Penyalaan

Tahap ini ditandai dengan munculnya api di ruangan.

Proses ini timbul akibat adanya sumber panas yang mengenai material atau bahan yang mudah terbakar.

Pada tahap ini, api terkadang tidak diketahui.

  • Tahap Pertumbuhan

Pada tahap ini, api mulai berkembang sebagai fungsi dari bahan bakar.

Kadar oksigen di ruangan yang masih cukup, serta tersedianya bahan yang mudah terbakar, membuat api terus membesar.

Kondisi ini membuat suhu ruangan menjadi naik.

Tahap ini disebut api dikendalikan oleh bahan bakar.

Temperatur ruangan masih di bawah 300° celcius.

Tahap ini merupakan tahap paling tepat untuk melakukan evakuasi.

Gas beracun dalam ruangan masih sedikit, sehingga aman untuk upaya evakuasi.

Upaya pengendalian kebakaran baiknya juga dilakukan pada tahap ini.

  • Tahap Flashover

Tahap ini merupakan tahap transisi dari tahap pertumbuhan ke tahap kebakaran penuh.

Beberapa ciri dari tahap ini adalah sebagai berikut.

Lidah api (flame) menyentuh langit-langit.

Lidah api (flame) mulai menjulur keluar bukaan.

Temperatur lapis atas ruangan mencapai 300-600° C.

Timbul tingkat radiasi kritis pada lantai ruangan yang besarnya 2 cm².

Pada tahap ini, kecepatan terjadinya kebakaran naik secara cepat sehingga api mulai sulit dikendalikan.

  • Tahap Pembakaran Penuh

Pada kebakaran ruangan, seluruh material dalam ruangan sudah terbakar di tahap ini.

Suhu mencapai 1200° celcius.

Pada tahap ini, kadar oksigen di dalam ruangan sudah tidak bisa menyuplai pembakaran.

Oleh karena itu, perkembangan api sangat dipengaruhi bentuk bangunan, terutama lebar bukaan atau ventilasi.

Terlihat kobaran api mulai keluar dari jendela dari ventilasi
Terlihat kobaran api mulai keluar dari jendela dari ventilasi (Tangkap layar youtube.com/Kompas TV)
  • Tahap Surut

Tahap ini terjadi ketika semua material atau bahan bakar sudah habis.

Temperatur ruangan berangsur turun di tahap ini.

Perkembangan api kembali sebagai fungsi dari material yang terbakar.

Semakin sedikit sisa bahan-bahan yang dapat terbakar dalam ruangan, kebakaran akan semakin cepat padam. (2)

  • Prosedur Pemadaman Kebakaran #


Secara umum, proses pemadaman kebakaran dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  • Pendinginan

Proses ini dilakukan dengan menyemprotkan air, hingga suhu api berada di bawah titik nyala.

  • Penyelimutan

Menyelimuti bahan yang terbakar dapat mengehentikan suplai oksigen yang menyebabkan kebakaran.

Langkah ini dilakukan dengan menutup jalan aliran api menuju tempat lain.

Mudahnya, dapat dikatakan sebagai proses untuk menghentikan suplai bahan bakar.

Akan tetapi, proses penangan api tidak bisa disamakan.

Proses penanganan penting dilakukan berdasarkan klasifikasi atau jenis kebakaran yang terjadi.

  • Klasifikasi Kebakaran #


Berikut adalah klasifikasi kebakaran dan cara penanganannya:

  • Kelas A

Kebakaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan material padat yang dapat meninggalkan abu.

Kebakaran kelas A dapat dipadamkan dengan air, pasir/tanah, APAR dry chemical, APAR foam, dan APAR HCFC.

  • Kelas B

Kebakaran kelas B disebabkan karena bahan cair.

Apabila area kebakaran yang kecil, kebakaran kelas B dapat dipadamkan dengan pasir/tanah, APAR dry chemical, APAR CO2, APAR foam, atau APAR HFCF.

Pada kebakaran kelas B, air tidak boleh digunakan karena dapat menambah medan kebakaran.

  • Kelas C

Kebakaran kelas C merupakan kebakaran yang terjadi akibat tegangan listrik.

Pada kebakaran kelas C, air tidak boleh digunakan.

Hal tersebut karena air merupakan bahan konduktor yang menghantarkan listrik, sehingga dapat membahayakan orang disekitar lokasi kebakaran.

  • Kelas D

Kebakaran kelas D merupakan kebakaran yang terjadi pada logam dan hanya dapat dipadamkan dengan APAR sodium chloride dry powder.

Sebaiknya, air tidak digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas D.

Pada logam tertentu, air dapat menyebabkan ledakan. (3)

Proses penanganan dini penting untuk dilakukan, akan tetapi tetaplah menghubungi petugas pemadam kebakaran untuk mendapatkan penanganan yang lebih profesional.

 (TRIBUNNEWSWIKI.COM/A Nur Rosikin)

Untuk terus update informasi tribunnewswiki.com, ikuti kami di:

Instagram @tribunnewswiki

Fanpage Facebook Tribunnews Wiki

Youtube TribunnewsWiki Official



Nama Kebakaran
Klasifikasi Bencana
Penyebab Api
Dinas Terkait Dinas Pemadam Kebakaran
   


Sumber :


1. www.pemadamapi.id
2. www.kajianpustaka.com
3. www.klopmart.com


Editor: Fathul Amanah
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Patah Hati yang

    Patah Hati yang Kupilih adalah sebuah film drama
  • Film - Mr. Bean Kesurupan

    Mr. Bean Kesurupan Depe adalah sebuah film Indonesia
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved