Kampung Wisata Batik Kauman

Kampung Wisata Batik Kauman, merupakan destinasi wisata edukasi di pusat Kota Surakarta.


zoom-inlihat foto
batik.jpg
TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin
Proses membatik di salah satu sentra membatik di Kampung Wisata Batik Kauman

Kampung Wisata Batik Kauman, merupakan destinasi wisata edukasi di pusat Kota Surakarta.




  • Sejarah Perkembangan Batik di Kauman #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pada awalnya penduduk Kauman bermata pencaharian sebagai abdi dalem pamethakan Keraton Kasunanan Surakarta.

Abdi dalem pamethakan merupakan abdi dalem yang bertugas atau berperan sebagai ulama.

Hal itu tidak bisa dilepaskan dari peran Kauman sebagai sub sistem dari bingkai sistem Keraton Kasunanan Surakarta.

Sebagai bagian dari keraton, kebutuhan abdi dalem pamethakan dipenuhi oleh Keraton Kasunanan Surakarta.

Beberapa fasilitas yang didapat antara lain gaji dan jaminan hidup.

Akan tetapi, keahlian membatik yang diajarkan oleh keraton telah merangsang tumbuhnya jiwa wirausaha di kalangan abdi dalem pamethakan.

Dari keahlian membatik ini, para abdi dalem pamethakan mengembangkan aktivitas yang produktif.

Para abdi dalem pamethakan melaksanakan tugasnya seperti mengajar, khotbah, atau memberi materi agama.

Di sisi lain, para istri abdi dalem melakukan aktivitas produksi batik untuk mengisi waktu.

Keahlian membatik para istri abdi dalem pamethakan ini didapatkan dari hasil belajar dari kerabat atau tetangga yang pernah mendapatkan keterampilan dari keraton, atau belajar dari para bangsawan.

Seiring dengan perkembangan keahlian membatik, para istri abdi dalem mampu memproduksi batik dalam jumlah yang besar.

Dengan kekerabatan yang terjalin di antara istri abdi dalem, jumlah produksi diakumulasikan sehingga hasil produksi bisa dikomersilkan.

Terkait dengan sejarah pembatik yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman, Gunawan Setiawan memberi tambahan.

Menurut Gunawan Setiawan, Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman, saat ditemui wartawan TribunnewsWiki (9/7/2019), tidak semua tempat produksi batik dulunya berprofesi sebagai abdi dalem.

Bebebapa toko yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman memang berlatar belakang pengusaha, bukan dari abdi dalem keraton.

Adapun beberapa abdi dalem keraton yang mengembangkan usaha batik antara lain, Khotib Trayem IV, Khotib Trayem V, Khotib Arum, Khotib Anom, dan Khotib Iman.

Foto pengusaha batik Kauman di era dulu
Foto pengusaha batik Kauman di era dulu (Dokumen Kelurahan Kauman)

Pada pertengahan abad ke 19, batik memasuki era baru melalui beberapa tahapan.

Tahap pertama terjadi pada tahun 1850-an.

Kala itu seorang pedagang batik dari Semarang memperkenalkan metode batik yang baru, yaitu batik cap.

Cap terbuat dari garis-garis tembaga, ditempelkan pada sebuah alas, dan terdapat sebuah pegangan.

Metode cap dapat membuat batik dengan jumlah yang lebih besar menggunakan tenaga dan waktu yang lebih minim.

Karena metode baru ini, banyak masyarakat di Kauman yang mnedirikan tempat pembuatan batik sekaligus memasarkannya.

Semakin meningkatnya kebutuhan batik, produksi di Kauman juga semakin meningkat.

Pada tahun 1850-an ini, import kain katun meningkat tajam sebagai bahan untuk memproduksi batik.

Pada tahapan ini, sentra batik Surakarta terletak di bagian tengah kota, seperti Kauman, Keprabon, dan Pasar Kliwon.

Meski demikian, kala itu cap yang digunakan hanya sebagai pelengkap, bukan pengganti canthing.

Ukuran cap yang digunakan pada masa itu sekitar 1x2 cm.

Tahap kedua terjadi tahun 1870-an.

Di tahap ini, pasar semakin meluas karena makin masifnya penetrasi perkebunan Belanda ke pedesaan.

Perkembangan pasar juga membuat batik cap ikut berkembang.

Batik cap menjadi lebih besar, sekitar 10x15 cm di awal 1870-an.

Batik Cap yang digunakan saat ini
Batik Cap yang digunakan saat ini (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)

Perkembangan ini diikuti banyaknya yang mendirikan usaha produksi batik.

Untuk produksi batik skala besar, tidak lagi di pusat kota.

Daerah-daerah pinggir dipilih untuk memproduksi batik skala besar karena sumber daya yang mendukung.

Katakanlah aliran sungai, yang memiliki peran penting bagi Industri batik skala besar di masa itu.

Laweyan, Tegalsari, menjadi tempat untuk memproduksi batik dengan skala besar.

Tempat produksi masal ini mampu memproduksi dengan harga yang lebih murah untuk dikonsumsi pasar nasional.

Produksi batik melonjak sekitar dua kali lipat dari tahun 1859 hingga 1860.

Sempat menurun saat terjadi depresi pada pertengahan 1880, jumlah produksi batik kembali relatif sama hingga akhir abad ke-19.

Pada waktu itu, Surakarta merupakan pusat industri batik yang mendominasi pasar batik nasional.

Pada tahun 1915 telah ada sekitar 225 tempat produksi batik di Surakarta.

Seiring dengan perkembangan, terlihat adanya pengkhususan produksi batik di masing-masing wilayah.

Kauman, Keprabon, dan Pasar Kliwon terus konsisten membuat batik halus.

Tegalsari dan Laweyan khusus memproduksi batik cap untuk konsumsi massal.

Terkait hal ini, Kauman dan Laweyan menduduki posisi sentral.

Walaupun pasar batik nasional di produksi pedagang Tionghoa dan Arab, pasar lokal tetap didominasi pedagang Jawa.

Pedagang batik datang dan pergi ke pasar menggunakan kereta api.

Potret toko batik tempo dulu
Potret toko batik tempo dulu (Dokumen Kelurahan Kauman)

Kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

Hal itu terjadi mengingat sebagian kaum lelaki bekerja sebagai abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta.

Tugas abdi dalem ini adalah menjadi guru agama atau ulama.

Latar belakang ini menyebabkan tidak munculnya kelas Borjuasi Bumiputra, yang bebas, di Kauman.

Majunya batik di Kauman, mampu menaikkan taraf hidup masyarakat.

Masyarakat Kauman saling bekerja sama sehingga semua dapat merasakan dampak majunya industri batik kala itu.

Ada yang mendirikan tempat produksi, toko, dan ada pula yang bekerja di dalamnya, mulai dari tukang nyorek, tukang batik, dan lain sebagainya.

Sebagian lagi berperan dengan menjual berbagai bahan batik, seperti malem, wedel, mori, dan lain-lain.

Hal senada seperti ini masih terjadi hingga sekarang.

Seperti yang diungkap Gunawan Setiawan, di Kampung Wisata Batik Kauman terdapat orang yang 'spesial' ahli desain, batik, pemasaran, atau menguasai semua proses tersebut.

Perkembangan produktivitas juga telah menggeser semangat pengrajin batik Kauman.

Jika sebelumnya sekadar mengisi waktu, semangat produksi menjadi pemenuhan permintaan pasar.

Hal ini berimplikasi pada pola transaksi yang berkembang hingga ke daerah luar kota.

Label batik tempo dulu
Label batik tempo dulu (Dokumen Kelurahan Kauman)

Baca: Natasha Wilona

  • Kampung Wisata Batik Kauman #


Wartawan TribunnewsWiki menemui Gunawan Setiawan, Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman (PKWBT), pada Selasa (9/7/2019)

Pada kesempatan itu, Gunawan Setiawan menjelaskan latar belakang munculnya ide pengembangan Kampung Wisata Batik Kauman di tahun 2006.

Menurut Gunawan Setiawan, ada beberapa hal yang melatar belakangi berdirinya Kampung Wisata Batik Kauman.

Pertama, semangat untuk melestarikan batik sebagai budaya asli Bangsa Indonesia.

Kedua, kesejahteraan masyarakat Kauman, terutama di bidang ekonomi.

Hal ini tercermin dalam kata "kampung" di brand "Kampung Wisata Batik Kauman".

Bukan hanya sektor ekonomi, Gunawan Setiawan juga menambahkan semangat untuk mengembangkan kesejahteraan di sektor sosial dan keilmuan sebagai latar belakang berdirinya Kampung Wisata Batik Kauman.

Kemudian, pemilihan batik sebagai ikon yang diangkat berlandaskan keyakinan bahwa batik di kauman merupakan potensi untuk edukasi dan wisata.

Selain itu, batik juga dapat diterima oleh semua orang, baik di dalam negeri maupun internasional.

Beberapa hal tersebut melatarbelakangi terbentuknya Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman, dan dikenalnya Kauman sebagai Kampung Wisata Batik.

Dalam keorganisasian Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman, terdiri atas beberapa bagian lain, yaitu:

  • Koperasi Serikat Dagang Kauman

Koperasi Serikat Dagang Kauman bertugas menangani atau mengkoordinasi bisnis yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman.

Yuli, Ketua Koperasi Serikat Dagang Kauman menjelaskan kunci dari strategi pemasaran yang dilakukan Kampung Wisata Batik Kauman adalah konsistensi dan kontiyuitas.

Yuli menegaskan, terutama konsisten memperkanalkan wilayah Kampung Wisata Batik Kauman.

Adapun promosi yang dilakukan Kampung Wisata Batik Kauman melalui pelatihan, pameran, dan juga media.

  • Paguyuban Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Paguyuban Industri Kecil dan Menengah bertugas mengkoordinasi, atau mengurus permasalahan produksi di Kampung Wisata Batik Kauman.

Paguyuban IKM, Koperasi, dan Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman saling bersinergi untuk mengembangkan potensi yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman.

Kini, ada beberapa alternatif yang bisa menjadi destinasi bagi pengunjung atau wisatawan Kampung Wisata Batik Kauman.

Berikut adalah beberapa destinasi tersebut.

  • Wisata Edukasi

Kampung Wisata Batik Kauman menawarkan wisata yang berkonsep edukasi atau pendidikan.

Artinya, pengunjung tidak hanya sekadar berwisata, tetapi juga untuk memepelajari hal baru.

Kampung Wisata Batik Kauman memiliki beberapa alternatif wisata edukasi, mulai dari kelas membatik, hingga kelas berwirausaha.

Harga yang harus dibayarkan bergantung pada paket atau tujuan yang dipilih.

Untuk kelas membatik singkat, pengunjung bisa langsung mengunjungi beberapa tempat produksi yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman.

Akan tetapi, apabila pengunjung menginginkan pelatihan yang sifatnya profesional, pengunjung dapat menghubungi Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman terlebih dahulu.

Gunawan Setiawan memberi contoh banyak pensiunan dan anak muda yang belajar wirausaha di Kampung Wisata Batik Kauman.

Mereka belajar langsung bersama para profesional di bidangnya.

Materi yang diberikan bisa berupa klasikal, diajak mengikuti pameran (sebagai bentuk promosi), dan lain sebagainya.

Proses membatik
Proses membatik (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)
  • Wisata Belanja

Selain sentra produksi batik, di Kampung Wisata Batik Kauman juga banyak berdiri toko batik.

Sebagian toko memasarkan prosuknya sendiri, dan sebagian lagi hanya menjual saja.

Gunawan Setiawan mengungkapkan jumlah toko yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman tidak pasti, naik turun di tiap waktu.

Sebelum menjadi kampung wisata, hanya tersisa delapan toko saja.

Kemudian jumlah toko yang ada mengalami perkembangan pesat setelah menjadi Kampung Wisata Batik Kauman.

Jumlah toko di Kampung Wisata Batik Kauman sempat mencapai 120 toko batik.

Saat ini ada sekitar 60-an toko batik di Kampung Wisata Batik Kauman.

Terkait dengan penurunan jumlah, Gunawan Setiawan menjelaskan tentang daya tahan masing-masing pengusaha.

Produk Batik
Produk Batik (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)
  • Wisata Alam

Wisata alam yang dimaksud di sini adalah wisata yang menyajikan keaslian lingkungan dan bangunan yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman.

Meski terletak di tengah Kota Surakarta, Kampung Wisata Batik Kauman terbilang sejuk.

Beberapa pohon rindang masih banyak dijumpai.

Selain itu, bangunan yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman banyak yang merupakan bangunan lama.

Kesan vintage dari bangunan-bangunan yang ada menambah daya tarik Kampung Wisata Batik Kauman.Bangunan di Kampung Wisata Batik Kauman

Bangunan di Kampung Wisata Batik Kauman
Bangunan di Kampung Wisata Batik Kauman (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)

Baca: Spiderman: Homecoming

  • Lokasi #


Kampung Wisata Batik Kauman terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.

 Lokasi Kampung Wisata Batik Kauman terbilang strategis.

Di sebelah utara Kampung Wisata Batik Kauman merupakan Jalan Slamet Riyadi, kawasan bisnis di Surakarta, serta Benteng Vastenburg di Timur Laut.

Di sebelah timur, ada Pasar Gladak dan Alun-alun Lor Surakarta.

Bagian tenggara Kampung Wisata Batik Kauman, merupakan Keraton Kasunanan Surakarta.

Pasar Klewer, terletak di bagian selatan dari Kampung Wisata Batik Kauman.

Dengan dikelilingi berbagai destinasi, menjadikan Kampung Wisata Batik Kauman mudah dijangkau oleh wisatawan.

Baca: Muhammad Zainul Majdi

  • Gambaran #


Jika pengunjung datang ke Kampung Wisata Batik Kauman dari Jalan Slamet Riyadi, pengunjung akan disambut dengan sebuah gapura dari besi.

Gapura Kampung Wisata Batik Kauman
Gapura Kampung Wisata Batik Kauman (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)

Di bagian atas gapura tersebut bertuliskan "Kauman" dan "Kampung Wisata Batik" di bawahnya.

Memasuki gapura tersebut, terlihat beberapa toko batik.

Jika terus lurus, pengunjung akan menjumpai perempatan.

Arah kiri dari perempatan itu akan berujung di kantor Kelurahan Kauman.

Namun sebelum sampai ke kantor kelurahan, pengunjung akan menjumpai beberapa toko batik dan beberapa gang kecil.

Di gang-gang ini juga ada rumah produksi ataupun toko batik.

Jika pengunjung belok ke Kanan, pengunjung akan menjumpai beberapa toko juga.

Setiap gang kecil di Kampung Wisata Batik Kauman saling terhubung.

Gambaran gang di Kampung Wisata Batik Kauman
Gambaran gang di Kampung Wisata Batik Kauman (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)

Alih-alih tersesat, pengunjung justru akan menjumpai banyak toko batik di gang-gang kecil tersebut.

Jika pengunjung datang dari Keraton Kasunanan Surakarta, pengunjung hanya perlu lurus dari gerbang keluar keraton.

Tepat di depan Pasar Klewer, terdapat gang di kanan jalan.

Di pojok pertigaan gang tersebut terdapat plang bertuliskan "Kantor Kelurahan Kauman", beserta gambar arah panah ke kanan.

Untuk sampai ke Kampung Wisata Batik Kauman, cukup masuk gang tersebut.

Memasuki gang tersebut, berarti anda telah sampai di Kampung Wisata Batik Kauman.

Banyak toko yang berada di gang-gang kecil yang bisa dijelajahi untuk mendapatkan koleksi batik yang diinginkan.

Becak di Kampung Wisata Batik Kauman
Becak di Kampung Wisata Batik Kauman (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)

Jika pengunjung merasa lelah atau sekadar merasakan suasana yang berbeda, naik becak bisa dicoba.

Sembari mencari toko yang cocok, pengunjung dapat menikmati suasana dan bangunan Kampung Wisata Batik Kauman di atas becak.

Terkait tarif, tukang becak di Kampung Wisata Batik Kauman biasanya tidak mematok.

Pengunjung dan tukang becak bisa bernegosiasi.

Meski demikian, ketika Wartawan TribunnewsWiki hendak membayar jasa becak tersebut, tukang becak menjawab "monggo njenengan paringi pinten sak pantese" (silahkan anda bayar sepantasnya).

Aldi, salah satu penjaga toko di Kampung Wisata Batik Kauman, mengungkapkan Kampung Wisata Batik Kauman selalu dikunjungi pengunjung setiap hari.

Hari Jumat, Sabtu, daan Minggu, biasanya lebih ramai dari hari lainnya.

Biasanya, ada pengunjung yang tidak secara khusus langsung ke Kampung Wisata Batik Kauman.

Mardi, seorang tukang becak mengungkapkan bahwa beberapa dari mereka naik becak dari Pasar Klewer, atau tempat lain yang sudah dikunjungi sebelumnya.

Terkait koleksi, Maria, penjual batik, mengungkapkan batik yang ada di Kampung Wisata Batik Kauman beragam, mulai dari kualitas biasa hingga yang paling bagus.

Hal senada juga dikatakan seorang pengunjung, Angesti.

Angesti mengatakan bahwa ia memilih Kampung Wisata Batik Kauman karena koleksinya yang beragam dan terjangkau.

Baca: Natasha Wilona

  • Bangunan #


Seperti yang disinggung di bagian sebelumnya, banyak bangunan di Kampung Wisata Batik Kauman yang merupakan bangunan kuno.

Dalam dokumen milik Kelurahan Kauman disebutkan bahwa rumah kuno di Kampung Wisata Batik Kauman dibangun antara 1800-1950-an.

Di rumah milik Hj Sobriyah, Jalan Wijaya Kusuma, tertulis angka 1828.

Angka tersebut tertulis di dinding luar yang menghadap ke selatan.

Selain rumah tersebut, beberapa rumah masih dijumpai tulisan yang menunjukkan tahun pembuatannya.

Biasanya tulisan sejenis ditulis di dinding atau sulur-sulur ukiran.

Rumah di Kampung Wisata Batik Kauman secara umum terdiri dari empat jenis, yaitu tradisional jawa, indies, art deco, dan rumah biasa seperti era sekarang.

Rumah tradisional Jawa, berbentuk joglo atau limasan.

Bahan konstruksi bisa berupa perpaduan batubata, papan, dan kayu.

Rumah indies merupakan perpaduan gaya arsitektur Jawa dan Belanda, biasanya dimiliki saudagar batik.

Arsitektur Jawa di rumah indies dapat dilihat berupa limasan atau pendopo terbuka yang digunakan.

Akan tetapi, ornamen seperti goble, lambrissering, kolom, atau tiang yang digunakan, merupakan arsitektur Belanda.

Jenis art deco, memiliki bentuk yang modern.

Rumah art deco didominasi bahan dari batubata dan banyak jendela yang mengelilingi rumah.Potret bangunan di kawasan Kampung Wisata Batik Kauman

Potret bangunan di kawasan Kampung Wisata Batik Kauman
Potret bangunan di kawasan Kampung Wisata Batik Kauman (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)

Baca: Roti Canai

  • Proses Membatik #


Secara umum, berikut adalah proses membatik tradisional.

Batik jenis ini menggunakan warna biru Indigo dan soga (coklat).

Nyorek, yaitu proses menggambar pola batik pada kain mori menggunakan pensil.

Batik yang telah dicorek
Batik yang telah dicorek (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)

Mbathik, yaitu membuat pola pada mori dengan menempelkan lilin batik menggunakan canthing tulis.

Nembok, yaitu menutup pola yang akan dibiarkan putih dengan lilin batik.

Proses membatik
Proses membatik (TribunnewsWiki.com/A Nur Rosikin)

Medel, mencelup mori yang telah diproses ke pewarna biru.

Ngerok dan nggirah, menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan diberi warna soga.

Mbironi, Menutup bagian yang akan berwarna biru dan tempat yang terdapat cecek.

Nyoga, mencelup mori ke dalam soga.

Nglorod, menghilangkan lilin batik menggunakan air mendidih.

Njemur, batik yang sudah selesai diproses dijemur di atas tratag.

Baca: Jane Shalimar

  • Ciri Khas Batik Kampung Wisata Batik Kauman #


Gunawan Setiawan menjelaskan, dulu batik Kauman mengacu pada batik keraton (Batik Mataraman).

Akan tetapi, kini Kampung Wisata Batik Kaumanjuga memproduksi jenis batik yang lain.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi perkembangan pasar yang ada sekarang ini.

Dengan demikian, pengunjung dapat leluasa memilih batik jenis apa yang menjadi incaran.

Sumber penulisan artikel ini berasal dari dokumen milik Kelurahan Kauman, serta hasil liputan lapangan.

 (TRIBUNNEWSWIKI.COM/A Nur Rosikin)

 Untuk terus update informasi tribunnewswiki.com, jangan lupa ikuti kami di:

Instagram @tribunnewswiki

Fanpage Facebook Tribunnews Wiki

Youtube TribunnewsWiki Official



Alamat Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta
Google Map (Link aktif tersedia di bagian
Batas Utara Kelurahan Kampung Baru
Batas Barat Kelurahan Kemlayan
Batas Selatan Kelurahan Gajahan
Batas Timur Kelurahan Kedung Lumbu


Sumber :




BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved