Sutopo Purwo Nugroho

Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU atau biasa disebut Pak Topo atau Sutopo, lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 7 Oktober 1969. Sutopo adalah pejuang informasi bencana, sahabat media, dan penjuang kanker. Selamat jalan Pak Sutopo


zoom-inlihat foto
pak-sutopo.jpg
Instagram @sutopopurwo
Sutopo Purwo Nugroho, sedang memberikan materi pembelajaran (kiri) dan berpose (kanan). Biasa disebut Pak Topo atau Sutopo, merupakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dan penyintas kanker paru-paru

Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU atau biasa disebut Pak Topo atau Sutopo, lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 7 Oktober 1969. Sutopo adalah pejuang informasi bencana, sahabat media, dan penjuang kanker. Selamat jalan Pak Sutopo




  • Kehidupan Pribadi #


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU atau biasa disebut Pak Topo atau Sutopo, lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 7 Oktober 1969.

Sutopo adalah seorang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Di tengah gencarnya hoaks serta minimnya pengetahuan orang awam soal bencana, Sutopo adalah sosok kredibel dan dipercaya dalam penyebaran informasi bencana-bencana alam di Indonesia.

Sutopo di meja kerja BNPB, selalu menerima media dengan ramah. Ditangannya terdapat ponsel yang selalu siaga untuk digunakan memberi perkembangan informasi bencana
Sutopo di meja kerja BNPB, selalu menerima media dengan ramah. Ditangannya terdapat ponsel yang selalu siaga untuk digunakan memberi perkembangan informasi bencana (Nugraha Satia Permana/kumparan.com)

Selain menjadi pejuang bencana, Sutopo juga merupakan pejuang kanker.

Pada 12 Januari 2018, Sutopo mengetahui bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium empat.

Meskipun demikian, Sutopo terus beraktivitas seperti biasa sembari melakukan pengobatan dan terapi.(1)

Sutopo terus beraktifitas seperti biasa meskipun dokter dan keluarga meminta Sutopo untuk fokus pada pengobatan.

Sutopo meninggal dunia pada 7 Juli 2019 di usia 49 tahun ketika melakukan pengobatan di Guangzhou, Tiongkok.

  • Perjalanan Karier #


Setelah lulus, Sutopo mulai bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 1994 pada bidang penyemaian awan.

Sutopo menjadi Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di November pada tahun itu.

Sutopo mulai bekerja di BNPB sejak Agustus 2010.

Awalnya Sutopo dilantik sebagai direktur pengurangan risiko bencana BNPB.

Kemudian, terjadi banjir bandang Wasior pada September 2010, tsunami Mentawai pada Oktober 2010, disusul erupsi Gunung Merapi 2010.

Pada kejadian tersebut jabatan Pusat Data Informasi dan Humas BNPB kosong.

Karena cukup akrab dengan media dan rajin menjelaskan fenomena-fenomena bencana, Sutopo dipindahkan dan dilantik sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB sejak November 2010. (2)

Selama Sutopo menjabat sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, BNPB kian dikenal akan informasinya yang cepat dan akurat seputar bencana.

Sutopo memulai kariernya dengan menggeluti bidang hujan buatan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 1994.

Dari ranah hujan buatan, Sutopo berganti haluan ke ranah mitigasi bencana.

Sutopo menangani beberapa bencana besar seperti gempa Aceh, tanggul jebol Situ Gintung, gempa dan tsunami Mentawai, erupsi Gunung Merapi, hingga erupsi Gunung Kelud.

Berkat arahan Sutopo, Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dinobatkan sebagai basis data bencana terbaik se-Asia Pasifik.

Sutopo telah mempublikasikan 100 jurnal ilmiah nasional serta 11 jurnal ilmiah internasional.

Selain itu, Sutopo juga berhasil meraih penghargaan dari Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam kategori Mengembangkan Terapan Ilmu Geografi dalam Pembangunan, dari Indonesia Scenario Assessment for Emergency (InaSAFE). (3)

  • Pendidikan #


Sutopo merupakan lulusan Program Studi Hidrologi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada pada 1993.

Sutopo memperoleh gelar S-1 di universitas tersebut dengan menyandang predikat lulusan terbaik.

Sutopo kemudian merampungkan gelar Master of Science di Program Studi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), Institut Pertanian Bogor.

Dari perguruan tinggi yang sama, Sutopo meraih gelar PhD pada 2010 dari program studi Pengelolaan Sumber Daya Alam.

Sutopo telah mempublikasikan 100 jurnal ilmiah nasional serta 11 jurnal ilmiah internasional.

Selain aktif di BNPB, Sutopo juga mengajar pascasarjana di IPB, Universitas Indonesia, dan Universitas Pertahanan Indonesia.

Selama bekerja di BNPB, Sutopo diberi penghargaan "Public Campaigner" pada 2014 by rmol.co.

Sutopo berhasil meraih penghargaan dari Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam kategori Mengembangkan Terapan Ilmu Geografi dalam Pembangunan, dari Indonesia Scenario Assessment for Emergency (InaSAFE). (3)

Sutopo hampir menjadi profesor peneliti pada November 2012, namun dikandaskan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Saat itu semua berkas dan administrasi sudah disetujui oleh pihak LIPI dan Surat Keputusan (SK) peneliti utama sudah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun karena menjabat sebagai Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB, LIPI mengagalkan orasi profesor milik Sutopo.

Hal ini dikarenakan BNBP bukan merupakan lembaga riset.

Padahal status Sutopo pada masa tersebut adalah peneliti BPPT yang diperbantukan di BNPB.

Sutopo kemudian menghadap Kepala LIPI, Lukman Hakim untuk mempertanyakannya.

Lukman Hakim memberi solusi agar dirinya resign dari BNPB dan kembali ke BPPT agar bisa mendapatkan gelar profesor riset.

Sutopo pun berkonsultasi ke Kepala BNPB Mayjen (purn) Syamsul Maarif yang saat itu menyarankannya tetap di BNPB karena lebih diperlukan masyarakat.(4)

Sutopo menjadi salah satu penerima penghargaan The First Responders, dalam ajang tahunan The Straits Times Asians of the Year.

Pengumuman penghargaan disampaikan Rabu, 28 November, di tengah pelaksanaan Global Outlook Forum 2019 oleh The Straits Times di Singapura. (5)

Sutopo juga memperoleh penghargaan Liputan 6 Award 2019 untuk Kategori Penghargaan Khusus Pengabdian Masyarakat.

  • Pejuang Kanker Paru-Paru #


Pada 2018, media dihebohkan dengan kabar yang disampaikan Sutopo kepada media tentang kondisi kesehatannya.

Sutopo mengaku pada saat SMA sering mengalami nyeri punggung, dan sering mengalami batuk yang semakin parah.

Akhirnya, Sutopo memutuskan untuk memeriksakan diri ke spesialis paru, kemudian divonis terkena kanker paru-paru stadium IVB pada 17 januari 2018.

Sutopo sempat ragu, dan melakukan pemeriksaan kembali ke Malaysia.

Ternyata benar, Sutopo kembali divonis terkena kanker paru-paru stadium IVB.

Sempat menyerah dengan keadaannya, Sutopo sadar masyarakat membutuhkan dirinya

Sutopo terus gigih melakukan pengobatan maupun memberi informasi berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama 2018 hingga pertengahan 2019. (6)

Meski tetap bekerja, Sutopo harus berkompromi dengan kondisi fisiknya.

Sutopo mulai mengurangi intensitas berpergian keluar kota, dan memperbanyak konsumsi sayur dan protein hewani. (7)

Sutopo biasanya memberi informasi bencana melalui akun twitter miliknya.

Untuk tetap beraktifitas, Sutopo mengenakan Duragesic, yaitu plester penahan rasa nyeri dengan harga Rp500 ribu hingga RP700 ribu per lembar yang Sutopo kenakan per tiga hari.

Tanpa Duragesic, Sutopo mengaku kerap sulit tidur di malam hari.

Sutopo juga harus mengkonsumsi obat mual ketika tetap harus melakukan konferensi pers terkait bencana alam. (8)

Sutopo rutin melakukan pengobatan kemoterapi tiga minggu sekali di Rumah Sakit Pusat angkatan Darat (RSPAD) Jakarta.

Kemudian karena kanker paru telah menyebar ke tulang dan organ tubuh lain, Sutopo memutuskan St Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok pada 15 Juni 2019.(6)

Sutopo meninggal dunia pada Minggu, 7 Juli 2019, sekitar pukul 02.20 waktu Guangzhou atau sekitar pukul 01.20 WIB.

  • Mengenang Sutopo #


Sutopo adalah sosok yang dikenal sebagai pekerja keras, jujur, dan sangat dekat dengan awak media.

Sutopo tidak malu membagi kisah masa lalunya yang penuh dengan keterbatasan.

Meskipun menjadi lulusan terbaik dan merupakan lulusan pertama di angkatannya, Sutopo selalu menyampaikan bahwa dirinya bukan sosok yang memiliki intelektual tinggi.

Sutopo selalu siap meladeni apabila media membutuhkan informasi terkait bencana yang melanda Indonesia.

Dapat dilihat pula dari unggahan di sosial media, Sutopo merupakan sosok yang humoris.

Sutopo selalu aktif di platform media sosial yang ia miliki seperti Twitter, Facebook, hingga Instagram.

Meskipun tengah berjuang melawan kanker, Sutopo masih aktif bekerja sebagai Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB.

Hal tersebut diketahui pada unggahan di media sosialnya yang menggambarkan dirinya tengah berada di ruang operasi.

Dalam unggahannya tersebut, Sutopo mengaku meski sedang menjalani serangkaian tahapan operasi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) namun dirinya tetap menyampaikan informasi terkait longsor di Brebes yang mengakibatkan 5 tewas, 15 orang hilang dan 14 orang luka-luka.

Sutopo mengatakan melakukan hal tersebut dengan ikhlas agar masyarakat mendapat informasi bencana yang benar dan akurat.

Sutopo pun tetap semangat melayani rakyat. (9)

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)

Jangan lupa subscribe channel YouTube TribunnewsWiki!



Nama Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU
Lahir Boyolali, 7 Oktober 1969
Wafat Guangzou, China 7 Juli 2019
Profesi Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB
Keluarga
Ibu Sri Roosmandari.
Bapak Suharsono Harsosaputro
Istri Retno Utami Yulianingsih, S.H.
Anak Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho
Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho
Pendidikan
Instagram @Sutopo_PN
Twitter @sutopopurwo
Facebook Sutopo Purwo Nugroho


Sumber :


1. nasional.tempo.co
2. www.republika.co.id
3. kumparan.com
4. news.detik.com
5. www.liputan6.com
6. megapolitan.kompas.com
7. sains.kompas.com
8. www.tribunnews.com
9. www.idntimes.com


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved