Kisah Bung Karno, Selamat dari 7 Upaya Pembunuhan

Ir. Sukarno dikenal sebagai presiden pertama Indonesia yang tegas dan sangat disegani bahkan oleh bangsa lain.


zoom-inlihat foto
ir-sukarno.jpg
Internet
Ir. Sukarno


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Ir. Sukarno dikenal sebagai presiden pertama Indonesia yang tegas dan sangat disegani bahkan oleh bangsa lain.

Namun siapa sangka, ketegasannya justru melahirkan banyak pihak yang selanjutnya memusuhi dirinya.

Bahkan sang Proklamator kemerdekaan Indonesia itu sempat beberapa kali hampir dibunuh. Namun semua percobaan pembunuhan itu gagal.

Dikutip dari salah satu buku seri Historia berjudul “Mengincar Bung Besar”, setidaknya ada 7 upaya pembunuhan yang pernah diarahkan kepada Sukarno.

Pembunuhan pertama direncanakan oleh Central Intelligence Agency (CIA) pada tahun 1955.

Menurut kesaksian mantan Wakil Direktur Bidang Perencanaan CIA, perencanaan pembunuhan terhadap Sukarno dilakukan cukup serius. Sampai pada menentukan eksekutor pembunuhan.

Adapun rencana pembunuhan itu dilatarbelakangi oleh sikap Sukarno yang dinilai terlalu dekat dengan blok kiri, Uni Soviet dan Tiongkok.

Namun rencana pembunuhan tersebut akhirnya tidak jadi dilakukan.

Baca: 5 Khasiat Kopi untuk Kesehatan

Baca: Bekerja di Depan Komputer Setiap Hari, Waspadai Bahaya Ini

Kendati demikian, CIA terus berusaha untuk menggerogoti kekuasaan Sukarno melalui jalur politik dengan cara menyuplai dana kepada partai dan tokoh politik yang berseberangan dengan Sukarno.

Rencana pembunuhan terjadi pada 30 November 1957 di depan Sekolah Rakyat atau Perguruan Cikini.

Saat itu sedang ada perayaan hari jadi Cikini yang ke-15. Karena putra dan putri kesayangan Sukarno, yaitu Guntur dan Megawati sekolah di Cikini, maka Sukarno juga menghadiri acara tersebut.

Ketika Sukarno hendak pulang dan akan memasuki mobilnya, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang menggelegar.

Suara itu ternyata berasal dari granat yang dilemparkan ke halaman sekolah. Tidak hanya sekali, beberapa kali granat dilemparkan kea rah mobil Sukarno.

Orang-orang yang ada di situ tergeletak. Sembilan orang tewas, dan sekitar 100 lainnya luka-luka. Beruntung Sukarno berhasil selamat dari serangan di Cikini itu.

Setelah berhasil ditangkap, pelaku pelemparan granat tersebut adalah anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang berafiliasi dengan DI/TII pimpinan Kartosoewiryo.

DI/TII menyusup ke dalam GPII untuk selanjutnya memanfaatkan sentiment antikomunis yang tujuannya tidak lain untuk menyingkirkan Sukarno dan mendirikan Negara Islam Indonesia.

Teror ini kemudian dijadikan salah satu alasan untuk menghukum mati Kartosoewirjo.

Percobaan pembunuhan terhadap Presiden Sukarno tidak berhenti di situ. Pada 9 Maret 1960, percobaan pembunuhan kembali diarahkan terhadap Sukarno.

Percobaan pembunuhan dilakukan oleh Daniel Maukar, seorang pilot handal yang berhasil dipengaruhi oleh Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta).

Ia menerbangkan jet MiG-17 dari lapangan terbang Kemayoran dengan misi menghancurkan tangka bahan bakar Tanjung Priok, Istana Bogor, dan Istana Merdeka.

Serangan terhadap gedung tersebut berhasil dilancarkan, bahkan Daniel berhasil menembak tepat di mana Sukarno biasanya berada.

Namun ternyata Sukarno sedang berada di tempat lain, yakni di sebuah gedung yang hanya berjarak 20 meter dari Istana Merdeka. Lagi-lagi upaya pembunuhan terhadap Sukarno kandas.

Dikutip dari Historia.id, di tahun yang sama, Sukarno juga pernah mengalami percobaan pembunuhan di Makassar sebanyak dua kali yang kemudian dikenal dengan Peristiwa Mandai.

Ketika hendak menuju kota Makassar dari lapangan terbang Mandai, tiba-tiba rombongan Sukarno ditembaki oleh segerombolan orang dengan mortir, namun tidak mengenai sasaran.

Dalam iring-iringan tersebut, Sukarno juga hampir diserang oleh seseorang menggunakan granat.

“Saat berada dalam iring-iringan, aku melihat seorang laki-laki dengan gerak gerik aneh, sembunyi-sembunyi,” kata Sukarno.

“Ketika kami lewat, kulihat dia berancang-ancang melemparkan granat. Matanya menangkap mataku, dan ada sesuatu kekuatan yang menghentikan maksudnya. Dalam waktu sepersekian detik itu mobilku sudah berada di luar batas pelemparan,” kata Sukarno seperti yang ditulis Cindy Adams dalam “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”.

Ternyata otak di balik serangan di Makassar tersebut adalah Kahar Mydzajjar, pimpinan DI/TII Sulawesi Selatan.

Meski pelaku tidak tertangkap, namun Kahar Mudzakkar berhasil ditembak mati pada 3 Februari 1965 di sebuah hutan.

Percobaan pembunuhan kembali dilancarkan terhadap Sukarno ketika ia tengah menjalani Shalat Idul Adha pada 14 Mei 1962.

Para pelaku yang ternyata anggota DI/TII berhasil menyusup dengan jamaah shalat yang lain dan kemudian melepaskan timah panas ke arah Sukarno.

Para pengawal yang mengetahui hal itu langsung melindungi Sukarno. Hasilnya, dua orang pengawal presiden, Soedrajat dan Soesilo meninggal tertembus timah panas.

Sementara Presiden Sukarno lagi-lagi selamat dari kematian.

Baca: Kominfo Kampanyekan Pengurangan Sampah Plastik dengan Tagar #MudikAsikTanpaSampahPlastik di Twitter

Percobaan pembunuhan tersebut ternyata lanjutan dari percobaan pembunuhan pada shalat Idul Fitri yang gagal dilakukan.

Otak dari percobaan itu adalah Kartosoewirjo yang ingin menyingkirkan Sukarno demi mendirikan Negara Islam Indonesia.

Dengan begitu, ketujuh percobaan pembunuhan yang pernah diarahkan kepada Sukarno semua berakhir tanpa hasil.

(TribunnewsWIKI/Widi)

Jangan lupa subscribe channel Youtube TribunnewsWIKI Official





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved