lihat foto
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, kini tengah bekerja sama dengan Universitas Oxford untuk membuat vaksin penangkal varian Omicron.
AstraZeneca menjadi salah satu sejumlah perusahaan yang mengembangkan vaksin khusus untuk mencegah infeksi akibat varian baru itu.
"Bersama Universitas Oxford, kami telah memulai langkah awal untuk memproduksi vaksin varian Omicron, seandainya vaksin itu dibutuhkan dan akan diketahui melalui data yang keluar," kata juru bicara AstraZeneca,dikutip dari Reuters, (22/12/2021).
Pihak dari Universitas Oxford belum memberikan komentar mengenai hal ini.
Namun, Sandy Douglas, pemimpin kelompok peneliti di Oxford, sempat buka suara.
"Vaksin berbasis adenovirus (seperti yang dibuat oleh Oxford/AstraZeneca) pada dasarnya bisa digunakan untuk merespons varian apa pun lebih cepat daripada yang sebelumnya mungkin disadari oleh beberapa orang," kata Douglas dikutip dari The Financial Times.
Baca: AS Dihantam Varian Omicron, Sumbang 73 Persen Kasus Baru Covid-19
Hasil studi di laboratorium pekan lalu menunjukkan bahwa Evusheld, sebuah antibody cocktail buatan AstraZeneca, bisa menetralkan virus corona varian Omicron.
Sebelumnya, perusahaan vaksin lain, Pfizer/BioNTech dan Moderna, juga mengatakan tengah mengembangkan vaksin khusus untuk varian Omicron.
Moderna berharap bisa melakukan uji klinis mulai awal tahun depan.
Omicron menyebar sangat cepat
Berdasarkan data awal yang tersedia, Omicron menyebar jauh lebih cepat daripada varian Delta.
Omicron bahkan kini sudah menjadi varian dominan di Amerika Serikat (AS).
Baca: Covid-19 Varian Omicron
Baca: Indonesia Tambah Daftar Larangan Masuk WNA & Masa Karantina Diperpanjang, Sebab Omicron Makin Meluas
Lalu mengapa Omicron bisa menyebar dengan sangat cepat?
Dilansir dari NPR, (17/12/2021), data awal yang tersedia memberikan gambaran bagaimana perilaku varian Omicron di dalam saluran pernapasan.
Berdasarkan laporan ilmuwan dari Universitas Hong Kong, varian ini ternyata berkembang 70 kali lipat lebih cepat daripada Delta di dalam saluran pernapasan.
Selain itu, didapati bahwa varian ini mencapai level lebih tinggi dalam jaringan dalam waktu 48 jam setelah infeksi.
Temuan ini menunjukkan bahwa mutasi pada Omicron telah mempercepat proses masuk atau replikasi di dalam jaringan.
Kendati demikian, temuan dari Universitas Hong Kong ini belum mendapat ulasan sejawat atau peer review.
Selain itu, eksperimen itu juga seluruhnya dilakukan di dalam jaringan sel.
Baca: Gelombang Kelima Covid-19 Melanda Israel, Disebabkan Varian Omicron
Namun, studi lain menunjukkan varian Omicron memang lebih menular daripada Delta.
