TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejumlah kota di China dilaporkan menggunakan swab test anal untuk menyaring infeksi Covid-19.
Studi menunjukkan jejak virus dalam sampel tinja dapat tetap terdeteksi untuk waktu yang lebih lama dan memberikan hasil tes yang lebih akurat.
Beberapa kota di China menggunakan sampel yang diambil dari anus untuk mendeteksi potensi infeksi Covid-19 saat China meningkatkan skrining.
Skrining ini untuk memastikan tidak ada pembawa potensial dari virus corona baru yang terlewat menjelang liburan Tahun Baru Imlek bulan depan ketika puluhan juta orang biasanya pulang ke keluarga mereka, demikian dikutip Aljazeera, Kamis (28/12021).
China telah berjuang melawan kantong baru penyakit yang muncul di utara dan timur laut dengan penguncian yang ketat dan pengujian massal dalam upaya untuk membasmi wabah tersebut.
Baca: TERUNGKAP, Petugas Medis Wuhan Direkam Diam-diam Akui Disuruh Berbohong soal Bahaya Virus Covid-19
Membenarkan keputusan untuk mengambil usap anal, seorang pejabat kota di Weinan di provinsi Shaanxi utara mengatakan seorang pria berusia 52 tahun dengan gejala termasuk batuk awalnya dinyatakan negatif untuk Covid.
Dia kemudian diuji melalui usap anal.
Pria itu, yang dikurung di fasilitas terpusat untuk observasi medis sebagai kontak dekat dengan pasien Covid-19 lain awal bulan ini, kemudian dipastikan terkena virus, pejabat itu mengatakan pada konferensi pers.
Usap anal memerlukan penyeka kapas berukuran tiga sampai lima sentimeter ke dalam anus dan memutarnya dengan lembut.
Baca: AS Klaim Peneliti Institut Virologi di Wuhan Jatuh Sakit Jauh Sebelum Virus Covid-19 Diketahui Dunia
Dalam video yang diposting online oleh surat kabar yang didukung pemerintah, Global Times, Zhang Wenhong dari Rumah Sakit Huashan di Shanghai, mengatakan bahwa usapan semacam itu dapat berguna dalam membantu meminimalkan risiko kambuh setelah pemulihan.
"Mungkin ada jejak virus corona yang terdeteksi di rongga perut feses dan usus," kata Zhang seperti dikutip dalam laporan itu.
Pekan lalu, seorang pejabat kota Beijing mengatakan bahwa usapan anal diambil dari lebih dari 1.000 guru, staf, dan siswa di sebuah sekolah dasar di kota itu setelah infeksi ditemukan di sana.
Usap hidung dan tenggorokan serta sampel serum juga dikumpulkan untuk pengujian.
Tes tambahan menggunakan usap anal dapat mendeteksi infeksi yang terlewatkan oleh tes lain, karena jejak virus dalam sampel feses atau usapan anal dapat tetap terdeteksi untuk waktu yang lebih lama daripada sampel yang diambil dari saluran pernapasan bagian atas, Dr. Li Tongzeng, spesialis penyakit pernapasan dan infeksi di Kota Beijing, mengungkapkan hal tersebut kepada TV pemerintah pekan lalu.
Li menambahkan bahwa sampel semacam itu hanya perlu untuk kelompok-kelompok kunci seperti mereka yang berada di bawah karantina.
Baca: WHO Kecewa dengan China yang Halangi Investigasi Awal Mula Virus Corona di Wuhan, Ini Kronologinya
Tes feses mungkin lebih efektif daripada tes pernapasan dalam mengidentifikasi infeksi Covid pada anak-anak dan bayi.
Hal ini disebabkan mereka membawa viral load yang lebih tinggi dalam tinja mereka daripada orang dewasa.
Para peneliti di Universitas Cina Hong Kong (CUHK) mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu.
Pengguna Weibo China, platform media sosialnya yang mirip Twitter, bereaksi terhadap metode tersebut dengan campuran kegembiraan dan horor.
"Sangat beruntung saya kembali ke China lebih awal," tulis seorang pengguna.