TRIBUNNEWSWIKI.COM - Banyak masyarakat Indonesia yang masih mempertanyakan kebenaran virus corona.
Tak sedikit dari mereka yang mengatakan virus tersebut hanya sekadar konspirasi hingga menolak untuk dilakukan rapid test.
Selain memberikan pernyataan tak percaya, ada juga yang tega untuk melukai petugas Covid-19.
Seperti halnya masyarakat asli Papua di sekitar Timika.
Sebagian dari mereka menganggap Covid-19 merupakan virus yang dibawa dari luar.
Sehingga saat Satgas Covid-19 datang untuk bertugas, mereka mencaci dan melempari batu.
Tak hanya itu, para petugas medis pun sering mendapat ancaman dari masyarakat.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Mimika sekaligus Ketua Tim Tracing Contact, Obet Tekege, menceritakan dirinya pernah mendapatkan ancaman.
Baca: Pengunjung Umbul Ponggok Membludak hingga 900 Pengunjung, Petugas Positif Covid-19
Baca: Warga Solo Meninggal saat Karantina Mandiri, Diduga Tertular dari Anak yang Positif Covid-19
Warga mengancam akan merusak tempat tinggalnya.
Petugas lain pun juga pernah dicaci-maki oleh warga.
Ada pula petugas yang sampai mendapatkan kekerasan fisik.
"Kami dicaci maki habis-habisan oleh warga, bahkan rekan-rekan kami dilempari batu. Mereka menuding saya seolah-olah Tuhan karena menentukan apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak. Masyarakat mengancam mendatangi dan akan merusak rumah saya," kata Obet, Rabu (4/11/2020).
Virus Covid-19 pun membuat masyarakat menciptakan stigma negatif terkait warga yang terpapar Covid-19.
Akibatnya, banyak warga yang tidak jujur saat petugas melakukan pelacakan kontak.
Petugas pun menjadi kesulitan untuk menelusuri kontak pasien positif Covid-19.
"Mereka melaporkan alamat yang salah, ketika kami datang ke alamat yang diberikan itu, tidak ada warga di sekitar itu yang mengenal yang bersangkutan. Ada juga yang memberikan alamat jelas, namun saat didatangi petugas yang bersangkutan tidak ada di rumahnya," ujar dia.
Tak hanya di pinggiran Kota Timika seperti Kwamki Lama, SP13, dan SP7, bahkan warga yang tinggal di Kota Timika pun tak jauh banyak yang tak percaya Covid-19.
Baca: Ibu Hamil Ditolak Melahirkan di 4 Rumah Sakit Gara-gara Hasil Rapid Test Positif Covid-19
Baca: Tenaga Medis RSUD Cikalong Wetan Belum Digaji selama 4 Bulan, Dirut: Memang Anggarannya Belum Ada
"Apalagi yang tinggal di rumah-rumah kos, itu paling susah untuk ditemui oleh petugas kami karena mereka takut akan adanya stigma dari tetangga yang lain," tuturnya.
"Sampai saat ini masyarakat asli Papua tidak percaya akan adanya virus corona, mereka menganggap virus itu dibawa dari luar,"
"Ini tentu menjadi hambatan karena secara data sebagian orang asli Papua di Mimika kini terpapar virus corona," katanya.
Dia berharap masyarakat bisa menghilangkan sikap acuh tak acuh sehingga pandemi Covid-19 bisa segera berakhir.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Petugas Tangani Covid-19 di Papua, Warga Palsukan Alamat hingga Melempari Batu"