Merasa Hanya Jadi Alat Politik AS, Korea Utara Tolak Dialog dengan Donald Trump: Tidak Ada Negosiasi

Korea Utara tanggapi keinginan Korea Selatan yang ingin diadakan dialog antara Kim Jong Un dan Donald Trump untuk mewujudkan perdamaian Semenanjung.


zoom-inlihat foto
kim-jong-un-senyum-manis.jpg
AFP PHOTO/KCNA VIA KNS
Foto Kim Jong Un tersenyum ini dipotret pada (7/6/2020) dan dirilis oleh media ofisial Korea Utara Korean Central News Agency (KCNA) pada (8/6/2020). Dalam foto Kim Jong Un sedang menghadiri dan memimpin pertemuan atau rapat Politbiro ke-13 Partai Buruh di lokasi yang tidak disebutkan di Korea Utara.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korea Utara merasa pihaknya tak perlu berdialog dengan Amerika Serikat (AS).

Informasi tersebut dikatakan seorang diplomat negara pemilik senjata nuklir kepada Yonhap, Sabtu, (4/7/2020).

Padahal sebelumnya, keinginan adanya pertemuan antara Korea Utara dengan AS disampaikan oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae In.

Keinginan Moon tersebut disampaikan oleh pejabat senior Gedung Biru Korea Selatan pada Rabu, (1/7/2020).

Hal tersebut lantaran pada November mendatang, Kim Jong Un dimungkinkan hadir menemui Donald Trump pada pemilu presiden di AS.

Tak hanya itu, mantan Penasehat Keamanan Nasional AS, John Balton mengatakan pertemuan Trum dan Kim sangat dimungkinkan.

Karena pertemuan tersebut bisa membatu Trump memenangkan pilpres.

Baca: Beredar Rumor Miring Sumber Kekayaan Kim Jong Un yang Melimpah, Berasal dari Bisnis Gelap

Baca: Kim Jong Un Baru Tampil 7 Kali dalam Tiga Bulan, Publik Bertanya-tanya: Apa yang Terjadi di Korut?

Korea Utara menolak bertemu dengan Trump November 2020 mendatang

Dari kiri ke kanan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In. Ketiga pemimpin negara tersebut tengah berdialog di area Panmunjom atau Zona Demiliterisasi (DMZ) Korea Utara-Korea Selatan pada Minggu, (30/30/6/2019).
Dari kiri ke kanan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In. Ketiga pemimpin negara tersebut tengah berdialog di area Panmunjom atau Zona Demiliterisasi (DMZ) Korea Utara-Korea Selatan pada Minggu, (30/30/6/2019). (Official White House/Shealah Craighead)

Penolakan dan pernyataan tidak dimungkinkannya pertemuan yang akan menjadi sejarah baru tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Choe Son Hui.

"Sekarang adalah waktu yang sangat sensitif karena jika salah penilaian atau melakukan kesalahan langkah sekecil apa pun akan menimbulkan konsekuensi yang fatal dan tidak dapat dibatalkan," jelas Choe Son Hui.

"Kami cukup terkejut dengan keinginan (Moon) yang terjadi saat KTT yang justru acuh terhadap situasi hubungan Korea Utar-AS saat ini," lanjut Choe.

Menurut Choe, AS telah salah menilai jika "negosiasi masih akan bisa dilakukan diantara kami (Korea Utara-AS)", ucap Choe.

Karena sesuai dengan perkataan Choe, Korea Utara kini telah melakukan perencanaan dan langkah strategis untuk mengendalikan ancaman jangka panjang dari AS.

"Tidak akan ada pembicaraan yang bisa mengubah kebijakan kami," terang Choe.

Sehingga Korea Utara tak perlu berdialog dengan AS.

Terlebih Korea Utara menganggap semua agenda yang dilakukan pada Pyongyang tersebut tak lebih hanya alat AS untuk mengatasi krisis politik mereka.

Diketahui bahwa Trump dan Kim telah berjumpa sebanyak tiga kali pada 2018 lalu.

Agenda tersebut membicarakan mengenai pembongkaran program senjata nuklir Korea Utara dengan imbalan konsesi AS.

Pada pertemuan puncak pertama di Singapura pada 2018, kedua pemimpin sepakat untuk mengadakan denuklirisasi total Semenanjung Korea.

Namun pada KTT di Hanoi Februari 2019 berakhir tanpa kesepakatan.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved